
Seperti kebanyakan sekolah pondok keadaannya menyedihkan sekali. Keadaan fizikalnya cukup menyesakkan dada.Ia hidup dengan penuh keterbatasan. Ada waktunya keadaannya cukup parah sekali. Anda lihatlah sendiri keadaan asrama yang ada. Tanpa katil,tanpa tilam,tanpa kipas buat penyejuk badan ketika bahang mentari mengamuk rasa. Pun begitu dengan berkat doa, anak-anak di sini bisa melelapkan mata. Dan malamnya jauh sekali tidur berpelukkan penghawa dingin. Malamnya bertemankan Sang Nyamuk.
Sekolah pondok digerakan oleh jiwa yang sedar dengan serba keterbatasan. Pun begitu pengasasnya Ustaz Abu Bakar dan pewaris perjuangannya,Ustaz Ismail Mahmud terus membangunkan sebuah harapan. Harapan bagi membentuk generasi penerus yang berpaksikan Islam.
Saya cukup kagum dan bangga dengan semangat dan dedikasi yang ditunjukan oleh Ustaz Ismail dan rakan-rakannya dalam usaha mentarbiyyah anak didik tanpa mengharapan imbuhan yang tinggi. Mereka bekerja dalam diam di kesunyian hutan getah.
Mereka bekerja tanpa mendabik dada.
Mereka bekerja jauh dari kebisingan kota.
Mereka bekerja jauh dari hiruk piruk slogan-slogan.
Mereka adalah orang yang hebat bekerja dalam kesunyian.
Di sini tenang dan damai. Udaranya nyaman.
Jauh dari kebisingan hiruk piruk kota.
Jauh dari penghargaan.
Mereka berbuat sesuatu atas rasa tanggungjawab.
Dan mereka adalah pahlawan sejati.
No comments:
Post a Comment